Kawasan Industri Bisa Jadi Pendorong Ekonomi
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menyadari harus segera beranjak dari ketergantungan ekonomi yang sangat besar pada ekspor sumber daya alam (SDA) khususnya batu bara.
Reformasi struktural melalui perubahan arah kebijakan pun dilakukan dari ekonomi berbasis tambang ke lima sektor utama yaitu pertanian, industri pengolahan, perdagangan, konstruksi, transportasi dan pergudangan serta dan dua sektor prioritas pariwisata dan jasa keuangan.
Dijelaskan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalsel Harymurthy Gunawan, di Kalsel ada dua kawasan industri (KI) yang sangat potensial menjadi alternatif pertumbuhan ekonomi Kalsel yaitu KI Batulicin dan KI Jorong. Hal ini dapat dilakukan dengan menyelesaikan tantangan dan mengoptimalkan kedua KI tersebut.
Untuk KI Batulicin, beberapa kendala utama yaitu kapasitas pengelola yang saat ini menangani KI tersebut yang merupakan badan usaha milik daerah (BUMD) masih memiliki kendala permodalan yang sebabkan lambannya kemajuan pembangunan fasilitas dan kelengkapan kawasan industri.
Selain itu pembebasan lahan pun masih jadi kendala karena resistensi harga para pemilik lahan. Ada juga infrastruktur yang masih terbatas khususnya pasokan listrik dan gas untuk optimalnya operasional KI tersebut.
Padahal di kawasan ini terdapat setidaknya dua blok KI potensial yang memproduksi biji besi dan besi baja yaiti di Blok ex Kapet dan Blok Sungai Dua.
"Di sini perlu ada lagi perusahaan Anchor seperti PT Meratus Jaya Iron Steel yang dulu aktif sehingga bisa menarik investor masuk ke KI Batulicin," kata Harymurthy.
Sedangkan untuk KI Jorong, permasalahan utama pun tidak jauh berbeda yaitu pada berhenti beroperasinya perusahaan anchor atau penggerak utama di KI Jorong seperti PT Delta Prima Steel dan PT Semeru Surya Steel yang juga memproduksi besi baja.
Bagi kedua KI ini faktor lain seperti sinkronisasi aturan lintas sektoral dan promosi investasi yang belum optimal juga menjadi penyebab belum maksimalnya KI tersebut.
Padahal menurut Harymurthy pengembangan dan akselerasi kawasan industri bisa jadi bahan bakar pertumbuhan perekonomian yang positif dan berkelanjutan. (*)
sumber : Banjarmasin.tribunnews.com