Pembangunan Kawasan Industri Batulicin Terus Digenjot

PROKAL.CO, BATULICIN - Pembangunan Kawasan Industri (KI) Batulicin, Tanah Bumbu terus didorong pemerintah. Denyut nadi perekonomian Kalsel ke depannya digadang-gadang bakal ditolong oleh kawasan yang satu ini.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kalsel, Nafarin mengatakan dari 955 hektare luas lahan KI Batulicin yang disiapkan pemerintah, 30 hektare sudah digunakan oleh PT Meratus Jaya Iron Steel (MJIS). Perusahaan tersebut bergerak pada industri hilir bijih besi.

Selain itu, 50 hektare sudah dikaveling Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tanah Bumbu untuk mendirikan Politeknik Batulicin. Supaya bisa melahirkan sumber daya manusia yang handal untuk mendukung KI Batulicin.

Sisanya? Nafarin mengatakan Pemprov Kalsel menanti-nanti pemodal asing dan domestik agar bisa berinvestasi di KI Batulicin. "Bisa diisi beragam jenis bisnis. Namun, kita mengutamakan agar berorientasi industri hilir," tuturnya.

Letak kawasan industri yang tak jauh dari bandara serta pelabuhan Batulicin menjadi nilai plus. Jika KI Batulicin sukses, penyerapan tenaga kerja di Kalsel bakal terus tumbuh.

 

Lantas, mengapa Kalsel mulai beralih cara pandang untuk mengagungkan industri yang bersifat hilir? Nafarin yakin jika pemerintah terus-terusan bergantung investasi barang setengah jadi, jangan kaget kalau tingkat pertumbuhan perekonomian tiba-tiba merosot. "Lebih baik kita genjot hilirisasi. Membangun pabrik pengolahan hasil sawit, batu bara, dan karet," ujarnya. Ketiga bisnis ini sangat memengaruhi naik turunnya pertumbuhan ekonomi di Banua.

Namun, fakta di lapangan sangat berbeda. Pembangunan KI Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu sebenarnya tidak berjalan seperti apa yang diharapkan. Bisa dikatakan pembangunan KI Batulicin terhenti alias stagnan. Hingga kini, tidak ada aktivitas apapun di atas lahan seluas 955 hektare itu.

Bahkan, rencana pembangunan Politeknik Batulicin di lahan seluas 50 hektare dalam KI Batulicin itu juga belum direalisasikan. Padahal, beberapa bulan yang lalu, Pemkab Tanbu sudah melakukan pembersihan lahan.

Begitu juga pabrik bijih besi PT MJIS ternyata sudah tidak beroperasi lagi. Pembebasan lahan juga belum selesai, dan uang tali asih kepada pemilik lahan belum dibayarkan oleh pemerintah.

Kepala Dinas PUPR Tanbu, Roy Rizali Anwar mengakui pembangunan KI Batulicin memang stagnan. Bahkan, sejak bulan Juli 2015, PT MJIS berhenti beroperasi karena berbagai permasalahan. Salah satunya harga bijih besi yang turun.

Pemprov Kalsel dan Pemkab Tanbu sebenarnya tidak ingin pembangunan KI Batulicin terhenti. Gubernur Kalsel Sahbirin Noor beserta rombongan bertatap muka langsung dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di kantornya, Rabu (15/2). Menyertai dalam rombongan itu Ketua DPRD Kalsel Burhanuddin, Kepala Dinas Perindustrian Kalsel Mahyuni, Bupati Tanbu Mardani H Maming, Plt Sekda Tanbu Erno Rudi Handoko, Kepala Dinas PUPR Tanbu Roy Rizali Anwar, dan beberapa pejabat lainnya. Roy menyebut dalam pertemuan dukungan untuk pembangunan Politeknik Batulicin telah diminta. “Tahun 2017 memang sudah ada kajian studi kelayakan dari pihak Kementerian Perindustrian,” kata Roy.

Pemerintah daerah sangat berharap Politeknik Batulicin ini bisa terbangun. Supaya tenaga lokal untuk perusahaan industri yang berada di KI Batulicin berasal dari Kabupaten Tanbu.

Selain itu, Roy menambahkan dalam pertemuan itu juga membahas kelanjutan PT MJIS. Menteri minta agar perusahaan itu bisa beroperasi kembali. “Beliau (menteri) minta agar PT MJIS bisa beroperasi lagi. Beliau juga minta untuk dikaji kembali apa permasalahan yang terjadi sehingga perusahaan ini berhenti beroperasi,” terangnya.

Dalam waktu dekat, pemerintah daerah akan mengupayakan agar perusahaan itu bisa beroperasi lagi. Tidak itu saja, pemerintah daerah juga akan membuka peluang kepada investor lain untuk menanamkan modalnya di KI Batulicin ini. “KI Batulicin memang disiapkan untuk memfasilitasi para investor. Demi mempermudah proses perizinan akan dikelola oleh Badan Pengelola Kawasan Industri,” jelas Roy.

Masih dalam pertemuan itu, gubernur juga menyampaikan bahwa pemerintah daerah sedang berupaya membangun jalan tol untuk mendukung KI Batulicin. Jalan tol itu menghubungkan Tanah Bumbu dengan Banjarbaru. Selain itu, juga disampaikan rencana pembangunan pelabuhan di Tanah Bumbu, dan progres pembangunan jembatan penghubung antara Pulau Kalimantan ke Pulau Laut Kabupaten Kotabaru.

Selain stagnan, persoalan lain yang ada di KI Batulicin menyangkut pembebasan lahan. Hingga kini, masih banyak warga yang menduduki tanah tersebut. Bahkan, sudah bertahun-tahun mereka membangun rumah di atas lahan itu.

Roy menambahkan, sebenarnya lahan di KI Batulicin tersebut milik Pemprov Kalsel. Bahkan sudah bersertifikat. “Soal pembebasan lahan ini sudah ditangani oleh Dinas Perindustrian Kalsel. Selanjutnya akan dilakukan pembayaran tali asih untuk mengganti bangunan-bangunan yang berada di atas tanah KI Batulicin tersebut,” tuntas Roy.(dom/kry/az/dye)