Kalsel Menuju Kota Industri
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - HUT Ke-66 Provinsi Kalimantan Selatan pada 14 Agustus 2016, menjadi peringatan pertama bagi Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor yang terpilih dalam Pilkada serentak 2015.
Bersama pasangannya Wakil Gubernur Kalsel Rudy Resnawan, masyarakat berharap kepemimpinan yang baru, akan mampu membawa Kalimantan Selatan berlari, mengejar ketertinggalan berbagai sektor, terutama pascakrisis ekonomi global yang hingga kini dampaknya sangat dirasakan oleh warga daerah ini.
Kalimantan Selatan menuju kota industri, menjadi salah satu perhatian program pembangunan dan fokus kerja pemerintahan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor bersama dengan Wakil Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Resnawam pada 2016-2021, untuk mengejar ketertinggalan pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini.
Upaya mentransformasi pertumbuhan ekonomi yang awalnya bertumpu ekonomi tidak berkelanjutan seperti pertambangan menjadi ekonomi berkelanjutan, salah satunya dengan meningkatkan daya saing ekonomi Kalsel menjadi daerah industri perdagangan dan jasa.
Kepala Badan Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan Jasran mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kontribusi PDRB sektor industri perdagangan dan jasa, yang saat ini baru mampu menyumbang ekonomi sebesar 33,67 persen menjadi 50 persen.
Selain itu, Pemprov akan terus mendorong berfungsinya kawasan industri Batulicin dan Jorong, yang hingga kini belum berfungsi sama sekali.
Pada 2017 ini, Pemprov juga akan membangun pasar induk atau pusat distribusi regional, yang diharapkan bisa diselesaikan dalam lima tahun.
"Program pembangunan ini, juga menjadi salah satu kegiatan prioritas untuk meningkatkan sektor perdagangan ini," katanya.
Selain itu, tambah dia, juga akan dibangun gedung pameran dagang yang cukup representatif, sehingga pengusaha dan UMKM bisa melakukan pameran sepuasnya tanpa harus dikejar-kejar waktu penutupan.
Rencananya, gedung pameran tersebut akan dibangun di lokasi Pemprov Kalsel, di lahan yang cukup luas, sehingga pemeran yang dilaksanakan tidak hanya dari Kalsel, tetapi regional, nasional bahkan internasional.
Saat ini, tambah dia, pameran yang digelar sering berlokasi di lapangan Murjani yang merupakan fasilitas umum, sehingga sering dikejar-kejar waktu.
"Untuk pameran kita hanya diberikan waktu hingga tiga hari, sehingga sering pameran yang dilakukan tidak sesuai dengan yang diharapkan, bahkan lebih singkat dari persiapan yang dilakukan," katanya.
Menuju Kalsel daerah industri, kata Jasran, selama kepemimpinan Sahbirin hingga lima tahun mendatang, juga direncanakan akan meningkatkan pembangunan infrastruktur.
Beberapa infrastruktur yang akan dikebut penyelesaiannya, yaitu, lanjutan pembangunan Jembatan Pulau Laut, yang kini tahap pembangunannya baru mencapai 5 persen, kemudian pembangunan Bandara Syamsudin Noor, pembangunan jalan bebas hambatan Banjarmasin Batulicin, sepanjang 160 kilometer, yang diharapkan bisa diselesaikan hingga 60 persen.
Selain itu, pembangunan jalur kereta api Banjarmasin-Tabalong sepanjang 200 kilometer, peningkatan kualitas jalan Kandangan- Batulicin, yang kini kondisinya rusak parah menjadi baik, dan terakhir pembangunan pembangkit tenaga listrik yang meliputi, PLTU Asam-asam 2X100 megawatt, PLTU Tabalong 2X100 megawatt, PLTG Batola 100 megawatt.
Seluruh pengembangan infrastruktur tersebut, dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi di segala bidang, terutama masuknya investasi dan berkembangnya industri di daerah.
Sedangkan untuk pengembangan wilayah perkotaan, akan dilanjutkan pembangunan sarana prasarana kawasan metropolitan Banjar Bakula, yang kini mencapai 75,03 persen.
Beberapa infrastruktur Banjar Bakula yang segera dibangun, SPAM regional tahap satu dan dua, TPA regional, bus rapit transit (BRT).
Sedangkan di sektor pertanian dan perkebunan, kini telah sedang dalam proses penyelesaian pembangunan daerah irigasi, yaitu Pitap Balangan, yang kini mencapai 25 persen, Batang Alai selatan, yang pembangunannya mencapai 50 persen, Amandit di Kandangan, HSS 85 persen, irigasi Tapin 10 persen, dan Kinarum di Kabupaten Tabalong 60 persen.